Angkul Angkul Batu Bata Stil Bali Untuk Rumah dan Villa

Angkul-angkul batu bata Stil Bali kini banyak dipilih sebagai bangunan pintu masuk untuk rumah, hotel, dan villa karena dipertimbangkan memiliki nilai estetiska yang tinggi.

Selain bahan batu bata, umumnya angkul-angkul juga bisa dibuat dari bahan material lainnya seperti: tanah, batu cadas, dan bahan beton cetakan.

Angkul Angkul Batu Bata Stil Bali

Angkul Angkul batu bata stil Bali umumnya memiliki ukuran lebar sekitar orang dewasa yang berposisi bercekak pinggang. Namun, saat ini dibangun dengan ukuran bervariasi ada dengan ukuran agar bisa dilalui oleh sepeda motor dan ada juga agar cukup bisa dilalui oleh mobil.

Selain itu, di beberapa bagian khususnya pada atap akan dihiasi dengan ornamen ukiran-ukiran atau pahatan-pahatan tradisional Bali. Motif-motif ukiran yang digunakan menyesuaikan selera dari pemilik rumah itu sendiri.

Dalam proses pembuatannya, Angkul Angkul cenderung tidak dibangun secara sembarangan melainkan dibangun dengan mengikuti aturan-aturan sesuai asta kosala kosali (pedoman arsitektur tradisional yang diwariskan oleh tetua Bali sejak jaman dulu).

Ciri Khas Arsitektur Stil Bali

Arsitektur stil Bali memiliki 2 karakteristik yang khas dan menjadikannya unik dan khas bila dibandingkan dengan arsitektur-arsitektur lainnya. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Struktur Yang Rapi

Angkul Angkul stil Bali mempunyai struktur yang rapi dengan penerapan konsep Tri Angga (3 bagian), yaitu: nista (bagian kaki), madya (bagian badan), dan mandala (bagian kepala atau atap).

Khususnya di bagian atap biasanya dulu menggunakan bahan ijuk dan alang-alang. Sekarang, lebih menggunakan bahan-bahan modern seperti: genteng.

Hal ini juga biasanya bergantung pada selera dari masing-masing pemilik rumah. Namun, di beberapa angkul-angkul juga ada yang tanpa atap dibuat datar dan seperti tiang yang terpisah.

2. Konsep Tri Hita Karana

Dalam hal apapaun, masyarakat Bali tidak bisa dijauhkan dengan konsep Tri Hita Karana, yaitu: 3 konsep penyebab kebahagian yang bersumber dari hubungan dengan Tuhan, hubungan dengan alam, dan hubungan dengan sesama manusia.

Konsep tersebut diaplikasikan pada pembuatan angkul angkul baik itu dari segi pemilihan bahan, tata letak, dan lain sebagainya.